Minggu, 13 Januari 2013

Sehatlah Negeriku..!!

Indonesiaku,,,,,,,,,,
Setiap negara yang merdeka haruslah membuat setiap rakyatnya merdeka…Agar setiap orang merdeka maka harus tertanam dengan tegak jiwa merdeka dalam diri seseorang….
 

 “Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet-Rusia satu per satu.” (Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945).
Agar Indonesia Sehat, maka setiap rakyatya haruslah sehat..Untuk bisa sehat, setiap orang harus memiliki jiwa sehat dalam dirinya…ini bukanlah soal konsep atau paradigma, tapi sebuah keyakinan…
Karena jika tidak, sampai kapanpun Indonesia tidak akan sehat…!
Maka, YAKINLAH bahwa jiwa kita itu SEHAT! Allah akan menuntun kita menjadi pribadi sehat dan munuju jalan yang sehat hingga mencapai Indonesia sehat…
I AM A PUBLIC HEALTH, KAMI INGIN INDONESIA SEHAT…!!!

Ideologi dan Strategi Gerakan Mahasiswa Indonesia


oleh : fatra kurniawan, minggu 10 januari 2013 pukul 01.00 WIB
 
Gerakan mahasiswa Indonesia di satu sisi bagi mahasiswa sendiri adalah wadah pembelajaran bagi para mahasiswa di Indonesia untuk mampu memimpin dan dipimpin dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Di sisi lain, gerakan mahasiswa Indonesia adalah wadah bagi mahasiswa untuk berpolitik praksis dalam realitas sosial-politik di negaranya sendiri sebagai bagian dari anak bangsanya. Sebagai wadah belajar, sudah semestinya setiap mahasiswa Indonesia bergabung dan hidup dalam gerakan mahasiswa untuk mendidik diri sendiri dan orang lain baik secara individual maupun kolektif dalam sebuah organisasi gerakan mahasiswa. Setidaknya akan terdidik untuk bisa menjadi orang-orang sekaligus warga Negara yang mau dan mampu dipimpin dengan baik dan benar, lebih dari itu mau dan mampu memimpin dengan baik dan benar pula. Gerakan mahasiswa –sesugguhnya dan seharusnya- adalah kawah candradimuka bagi para mahasiswa generasi bangsa dan Negara Indonesia. Sebagai wadah untuk berpolitik praksis dikarenakan tuntutan kepada kaum muda yang idealis sekaligus realistis, maka semestinya gerakan mahasiswa menjadi gerakan mahasiswa yang ideologis dan memiliki strategi-taktik yang menunjukkan hal-hal tersebut. Jika tidak, maka gerakan mahasiswa hanya akan menjadi pelengkap penderita dalam realitas sosial-politik lokal, nasional, dan internasional yang tidak akan pernah mampu melihat hal-hal yang tidak baik dan tidak benar, bahkan justru semakin memperpanjang keterpurukan kepada hal-hal tersebut meskipun mau berdinamika dalam realitas sosial-politik. Singkatnya, menjadi penting untuk merefleksikan, bagaimana realitas gerakan mahasiswa Indonesia kontemporer dan mengapa sedemikian itu terjadi?

Ideologi dan gerakan mahasiswa tidak terlepas dari keperluan untuk menyadari bahwa berpolitik praksis tanpa ideologi, jelas hanya akan memperkeruh situasi dan kondisi meskipun ada kepemimpinan sebagaimana Indonesia sebagai Negara bangsa kontemporer. Ideologi menjadi basis fundamental pembentukan karakter dan visi yang jelas dan kemudian pada gilirannya menghasilkan strategi-taktik dalam kepemimpinan dan pengorganisasian diri gerakan mahasiswa sebagai sebuah wadah pembelajaran maupun wadah berpolitik praksis

Spektrum ideologi gerakan mahasiswa di Indonesia tidak berbeda dengan spektrum ideologi gerakan politik para aktor politik lainnya baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Jika spektrum ideologi dibentangkan dalam rentang “kiri”, “tengah” dan “kanan”, maka begitupun ideologi gerakan mahasiswa. Ketika spektrum karakter politik dibentangkan dalam rentang “radikal/ekstrim”, “moderat”, dan “kompromis/oportunis”, maka begitupun karakter politik gerakan mahasiswa. Ketika berbicara tentang visi dan strategi-taktik politik dibentangkan dalam rentang “visioner”, “revisioner”, dan “tidak bervisi” sama sekali maka begitupun gerakan mahasiswa.

Pertanyaannya kemudian, akan dan sudah menjadi seperti apakah mahasiswa dan gerakan mahasiswa Indonesia hari ini? Mari berdiskusi!