oleh : fatra kurniawan, minggu 10 januari 2013 pukul 01.00 WIB
Gerakan mahasiswa Indonesia di
satu sisi bagi mahasiswa sendiri adalah wadah pembelajaran bagi para mahasiswa
di Indonesia untuk mampu memimpin dan dipimpin dengan sebaik-baiknya dan
sebenar-benarnya. Di sisi lain, gerakan mahasiswa Indonesia adalah wadah bagi
mahasiswa untuk berpolitik praksis dalam realitas sosial-politik di negaranya
sendiri sebagai bagian dari anak bangsanya. Sebagai wadah belajar, sudah
semestinya setiap mahasiswa Indonesia bergabung dan hidup dalam gerakan
mahasiswa untuk mendidik diri sendiri dan orang lain baik secara individual
maupun kolektif dalam sebuah organisasi gerakan mahasiswa. Setidaknya akan
terdidik untuk bisa menjadi orang-orang sekaligus warga Negara yang mau dan mampu
dipimpin dengan baik dan benar, lebih dari itu mau dan mampu memimpin dengan
baik dan benar pula. Gerakan mahasiswa –sesugguhnya dan seharusnya- adalah
kawah candradimuka bagi para mahasiswa generasi bangsa dan Negara Indonesia.
Sebagai wadah untuk berpolitik praksis dikarenakan tuntutan kepada kaum muda
yang idealis sekaligus realistis, maka semestinya gerakan mahasiswa menjadi
gerakan mahasiswa yang ideologis dan memiliki strategi-taktik yang menunjukkan
hal-hal tersebut. Jika tidak, maka gerakan mahasiswa hanya akan menjadi
pelengkap penderita dalam realitas sosial-politik lokal, nasional, dan
internasional yang tidak akan pernah mampu melihat hal-hal yang tidak baik dan
tidak benar, bahkan justru semakin memperpanjang keterpurukan kepada hal-hal
tersebut meskipun mau berdinamika dalam realitas sosial-politik. Singkatnya,
menjadi penting untuk merefleksikan, bagaimana realitas gerakan mahasiswa
Indonesia kontemporer dan mengapa sedemikian itu terjadi?
Ideologi dan gerakan mahasiswa
tidak terlepas dari keperluan untuk menyadari bahwa berpolitik praksis tanpa
ideologi, jelas hanya akan memperkeruh situasi dan kondisi meskipun ada
kepemimpinan sebagaimana Indonesia sebagai Negara bangsa kontemporer. Ideologi
menjadi basis fundamental pembentukan karakter dan visi yang jelas dan kemudian
pada gilirannya menghasilkan strategi-taktik dalam kepemimpinan dan
pengorganisasian diri gerakan mahasiswa sebagai sebuah wadah pembelajaran
maupun wadah berpolitik praksis
Spektrum ideologi gerakan
mahasiswa di Indonesia tidak berbeda dengan spektrum ideologi gerakan politik
para aktor politik lainnya baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Jika
spektrum ideologi dibentangkan dalam rentang “kiri”, “tengah” dan “kanan”, maka
begitupun ideologi gerakan mahasiswa. Ketika spektrum karakter politik
dibentangkan dalam rentang “radikal/ekstrim”, “moderat”, dan
“kompromis/oportunis”, maka begitupun karakter politik gerakan mahasiswa.
Ketika berbicara tentang visi dan strategi-taktik politik dibentangkan dalam
rentang “visioner”, “revisioner”, dan “tidak bervisi” sama sekali maka
begitupun gerakan mahasiswa.
Pertanyaannya kemudian, akan dan
sudah menjadi seperti apakah mahasiswa dan gerakan mahasiswa Indonesia hari
ini? Mari berdiskusi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar