Jumat, 18 Oktober 2013

GEMPAR INSAN CITA KU

GEMPAR INSAN CITA KU


“Luar biasa”, itulah sebuah kata indah yang selalu ku lontarkan kepada teman-teman angkatan ku Komisariat Universitas Muhammadiyah bengkulu yaitu bung Rozi, Arafik,  Rizaz dan saya sendiri untuk mengikuti LK 2 Tingkat Nasional yang di adakaan oleh HmI cabang bengkulu sebagai tuan rumah, screnning pun berjalan dengan khidmad ketika berada di ruangan cabang yg berukuran 5 X 5 m, kenapa,,?? Karena kawan-kawan ku adalah orang-orang  yang luar biasa yang selalu memberikan ku semangat, motivasi untuk bangkit menjadi mahasiswa yang sejati  tetapi bukan mahasiswa yang abadi. bahkan Kakanda ku yang selalu mengajarkan banyak hal kepada para mahasiswa untuk menggoreskan peradaban Tri Dharma Pergutuan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian. Sehingga ada di coretan kecilku untuk selalu meneliti dan mengabdi kepada masyarakat sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, terkhususnya sebagai kader Insan Cita yang sebagai insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam demi untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. dengan coretan ini keluarlah kata “Luar Biasa” kepada teman-teman ku yang selalu menemani setiap langkah indahku, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam. Salut,,,,,,’.
Ingatkah kau,,?? Iya sungguh masih terputar dalam memoriku bahwa orang-orang yang luar biasa pemimpin masa depan  itu terlahir dari angkatan GEMPAR, alumni LK 2 HmI cabang Bengkulu tahun 2013. Iya benar!! Itu akan menjadi sejarah bagi aku dan kita semua, dimana segudang interupsi bahkan solusi konkrit “katanya”, hingga canda tawa dan gurauan kawan-kawan merupakan gerbang kesuksesan masa depan. Ya walaupun terkadang ada juga diantara kita yang melanggar aturan dengan tidur kesiangan, bahkan ada yang tidur ditempat, heee,,maaf bukan maksud untuk menyinggung lho aku  juga pernah  alami kok. Tp itu adalah sebuah proses lho kawan-kawan. yakinlah, ketika ada niat yang tulus karena lilahi ta’ala pasti ada jalan “Man jadda wadda” dimana ada keyakinan dan usaha pasti akan sampai apa yang kita inginkan “Yakin Usaha Sampai”. Dengan segudang dinamika yang kita buat dan kita warnai bersama selama 10 hari itu merupakan warna kita masa depan, karena ada setetes kehidupan yang selalu membasahi setiap langkah kita. Ingatkah ketika malam terahir,,?? Anda LULUS..!!! kata kanda Nasir sebagai MOT”. Ya itu bukan akhir tapi adalah awal perjuangan kita sebagai kader umat dan kader bangsa, Perjuangan pun dimulai..!! Kini sang waktu pun telah mengabarkan, bahwa kita harus berjuang bersama dengan jarak yang berbeda dengan bekal ilmu yang kita dapat selama proses pengkaderan itu, hingga rasa lepas, sedih dan haru pun selalu membayangi di perpisahan itu, bahkan rasa CINTA pun terukir diantara satu dengan yang lain. Cinta kebersamaan Heeeee,,,,
Semua itu bersahabat dengan hal-hal yang baru dan senantiasa membuka cakrawala dengan banyak membaca berdiskusi dan berteman adalah peluang emas untuk berkembang, Jangan sampai kita terjerumus kepada hal-hal yang glamor dan sia-sia. Ingat dimana pun kita berada, kita adalah sebuah mutiara yang tetap bernilai walaupun tempatnya saat ini di tanah, lumpur, bahkan comberan. Salah satu anugrah yang terbesar adalah dikelilingi oleh para sahabat yang hebat. Karena sahabat akan memberikan yang terbaik untuk sabahatnya, walaupun terkadang terasa keras dan menyakitkan. Tapi waktu akan menjawab bahwa sahabat akan mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.
Terima kasih sahabat ku, semoga kita nanti akan duduk di dunia kesuksesan, dengan satu langkah bersama kita membuat suatu folder kesuksesan menjadi orang-orang besar yang mampu berkonstribusi kepada bangsa dan negara ini. YAKUSA Kawand, Wassalam.

By Fatra Kurniawan


Jumat, 28 Juni 2013

PAMI Surati DPR RI terkait RUU Pertembakauan



Dukung PAMI...!!!
Pergerakan Anggota Muda Ikatan Ahli KESMAS Indonesia (PAMI) Daerah Bengkulu...!!! mengirim surat penolakan terhadap RUU Pertembakauan kepada pimpinan DPR RI, Senayan di jakarta.
Indonesia adalah satu-satunya Negara di kawasan ASEAN yang belum meratifikasi Framework Convention  on Tobacco Control (FCTC). Bahkan sampai saat ini hanya tinggal dua negara (mayoritas) Islam di Dunia yang belum meratifikasi FCTC yaitu Indonesia dan Somalia. Hal tersebut menunjukkan bahwa komitmen penanggulangan Tembakau (baca: rokok) di Indonesia masih sangat lemah. Sudah diketahui bahwa dampak dari konsumsi tembakau terhadap kesehatan masyarakat dan ekonomi pada penduduk miskin sangat besar. Hal ini memerlukan upaya yang harus terus diperjuangkan oleh berbagai pihak baik legislatif maupun eksekutif dan berbagai lapisan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi dampak buruk tersebut.

Belum selesai ratifikasi FCTC, masyarakat kembali dihebohkan dengan munculnya RUU siluman yakni terkait RUU tentang Pertembakauan. Sebelum melanjutkan inisiatif merumuskan RUU Pertembakauan tersebut, sebaiknya DPR melakukan kajian yang cukup mendalam dari berbagai Negara di dunia untuk mencegah dan menanggulangi dampak buruk dari tembakau. DPR juga harus memberikan partisipasi yang luas kepada seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam suatu kebijakan public yang penting ini.

Sehubungan dengan masuknya RUU Pertembakauan kedalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR RI tahun 2013, maka dengan ini kami meminta dengan hormat kepada Pimpinan DPR RI untuk tidak melanjutkan pembahasan RUU Pertembakauan tersebut. Akan menjadi sebuah kemunduran besar bagi peradaban Negeri ini, jika justru DPR membuat peraturan yang mengancam kesehatan generasi Bangsa di masa depan.

Salam Sehat..!!
ttd KETUM PAMI Bengkulu (fatra Kurniawan)

Kamis, 27 Juni 2013

Pemerintahan Mahasiswa

Pemerintahan Mahasiswa (Student Government)

 Hidup Mahasiswa..!!
Student Government diartikan sebagai pelembagaan kepentingan politik mahasiswa dalam format negara mahasiswa, namun tidak sama dengan negara, dimana konsepnya tidak terlepas dari teori negara. Kalau boleh disederhanakan maka student government adalah gerakan mahasiswa yang dilembagakan.
Agaknya perlu diambil kesepakatan bersama seperti apakah format negara mahasiswa itu. Ada beberapa variasi yang bisa disampaikan mengenai hal ini. Pertama, student government merupakan bentuk pemerintahan yang mengambilalih kekuasaan sehingga unsur-unsur kekuasaan dan kekuatan negara akan dikuasai mahasiswa, hal ini tak lepas dari keprihatinan semakin tidak jelasnya reformasi. Kemudian yang kedua student government diberi kesempatan untuk menentukan kebijakan negara dengan masuk ke dalam sistem kekuasaan namun tidak seluruhnya. Sedangkan yang ketiga student government merupakan wadah gerakan mahasiswa itu sendiri yang di dalamnya mempunyai bentuk sama atau mirip dengan bentuk negara. Yang terakhir inilah yang barang kali menjadi entry point student government dalam patron reformasi. Selain dari bentuk lembaga tersebut, juga perlu dipikirkan bentuk materiil, substansi dan prinsip dasarnya.
Student government mempunyai paling sedikit 5 prinsip dasar, yakni moralitas, intelektualitas, politis, independen dan sejajar. Masing-masing perlu dikritisi untuk memperoleh gambaran yang ideal tentang konsep yang sedang dibahas ini.
1. Student government berpatron pada gerakan moral.
Sebelum ide gerakan mahasiswa ini kita kembangkan lebih jauh, agaknya kita perlu lebih bijaksana untuk becermin pada diri kita sendiri dahulu. Gerakan mahasiswa, terlepas dari ideologinya, dilahirkan dan dibesarkan oleh mahasiswa itu sendiri yang sedikit banyak terpengaruh oleh suasana lingkungan dan latar belakang akademis. Dengan kata lain, mahasiswa adalah unsur dari gerakan mahasiswa.
Secara umum masyarakat memandang mahasiswa sebagai bagian kecil dari komunitas terdidik dari bangsa ini. Tapi yang menggelikan tidak semua mahasiswa, namun cukup banyak, yang kurang menyadari anugerah yang telah disandangnya.
Sebuah ironi ketika mahasiswa meneriakkan slogan-slogan moralitas tatkala mahasiswa yang lain kelakuannya tidak bermoral. Sex bebas, aborsi, pergaulan tanpa batas, narkoba, ayam kampus dan tindak pidana adalah fenomena yang tidak bisa begitu saja dihilangkan dari ingatan. Jika mahasiswa seperti ini yang diberi kesempatan memegang kendali, apa jadinya?
2. Student government berpatron pada gerakan intelektual.
Gerakan mahasiswa yang berkarakter intelektual memang diharapkan menghasilkan rumusan dan solusi konkret permasalahan bangsa sesuai dengan kapasitas keilmuan yang dimiliki. Jika harapan ini terlaksana maka sebuah kebahagiaan bagi masyarakat. Mahasiswa menjadi bagian komunitas yang peduli terhadap rakyat yang miskin dan tertindas.
Konsepsi intelektual yang perlu dikembangkan adalah konsep intelektual profetik. Konsep ini dapat didefinisikan, (1). Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal, (2). Gerakan Intelektual Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal (3). Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang mempertemukan nalar akal dan nalar wahyu pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan manusia secara organik.
Dengan konsep ini, maka gerakan mahasiswa akan menjadi patron bagi masyarakat untuk melakukan pencerahan dan penyadaran. Namun celakanya, konsep pendidikan yang ditawarkan saat ini lebih mementingkan kebutuhan pragmatis. Hasilnya adalah mahasiswa berlomba-lomba untuk menyelesaikan studinya sebelum batas akhir yang seringkali membawa dampak pada keengganan mahasiswa untuk ikut dalam pergumulan membicarakan masyarakat yang teraniaya, apalagi, berorganisasi.
3. Student government merupakan gerakan politik.
Sebagai gerakan politik mempunyai arti menjalankan fungsi kontrol (oposisi) terhadap kebijakan, baik kampus maupun negara. Hal ini lebih berarti jika ada jalinan antar gerakan mahasiswa, paling tidak jika ada isu/musuh bersama, biasanya mahasiswa bersatu. Turunnya $oeharto pada tahun 1998 merupakan salah satu contoh betapa kuatnya gerakan mahasiswa tatkala bersatu. Namun pasca lengsernya $oeharto, gerakan mahasiswa tidak lagi mempunyai kesamaan terutama dalam hal strategi apa yang akan digunakan dalam melaksanakan agenda reformasi.
Untuk mengokohkan peran politik ekstra parlementer, student governement bisa menggunakan strategi: (1). Mempengaruhi dan berupaya berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan publik. (2). Mengawasi dan memantau pelaksanaan kebijakan publik (3). Memberikan penilaian dan advokasi terhadap pelaksanaan kebijakan publik.
4. Student government bersifat independen.
Independen mempunyai arti tidak terpengaruh kepentingan kelompok tertentu terutama di luar mahasiswa. sejarah Orde Lama memberikan pelajaran kepada kita bahwa partai politik pun ternyata mempunyai kepentingan dengan menggarap mahasiswa. tidak heran jika pada masa itu ada anggapan jika HMI adalah alat perjuangan Masyumi, NU dengan PMII-nya, PNI dengan GMNI-nya, PKI dengan CGMI-nya.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ekspresi gerakan mahasiswa adalah ekspresi moral yang berdimensi politik, dan ekspresi politik yang berdasar pada prinsip moral dan intelektual. Sebagai gerakan politik yang berbasis moral, gerakan mahasiswa tidaklah berpolitik pragmatis yang berorientasi kekuasaan baik bagi gerakan maupun kadernya.
Masa-masa awal Orde Baru pasca tumbangnya Presiden Soeharto di beberapa lembaga formal intra kampus, seperti di Universitas Indonesia telah terjadi pertentangan yang cukup hebat antara aktivis-aktivis mahasiswa yang berhaluan independen dengan mereka yang berafilisasi kepada lembvaga ekstra kampus. Hal ini baraangkali menjadi perdebatan yang terus menerus mengenai peran dari lembaga-lembaga ekstra kampus ini.
5. Student government sejajar dengan pihak manapun.
Hal ini adalah sebuah keberanian dari gerakan mahasiswa yang akan menjadi bahasa perjuangannya. Sehingga dengan pihak manapun gerakan mahasiswa mempunyai hak dan kesempatan yang sama. Hal ini membutuhkan keterlibatan mahasiswa secara luas. Namun, apa dikata, jika ternyata mahasiswa—bahkan secara umum—bersikap apatis, masa bodoh terhadap kondisi kampusnya. Perlu energi yang besar untuk merubah paradigma berfikir. Sehingga untuk menghadapi pihak-pihak di luar maka mahasiswa harus mengatasi kondisi internal mereka sendiri. Jadi membutuhkan energi dua kali.
Lima prinsip dasar ini merupakan basis bagi pengembangan student governement di sebuah kampus, maupun jaringan antar kampus. Dengan adanya proses internalisasi lima prinsip dasar ini, maka gerakan mahasiswa dengan seluruh elemen yang dimilikinya, akan menjadi kekuatan pressure group yang efektif terhadap decision maker, baik di kampus maupun negara. Selain itu, kinerja lembaga di student government tersebut akan mendapat arah yang jelas. 

Jumat, 08 Maret 2013

Jeritan hati mahasiswa

Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
 
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
 
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta.
 
Catatan:
Kepada mahasiswa yang mengaku cinta kepada permasalahan masyarakat, kepada mahasiswa yang mengaku ingin membangun masyarakat. kepada mahasiswa yang ingin memperjuangkan kepentingan masyakarat, hafalkah kalian lagu diatas itu? tidak? kalian tidak hafal? bahkan mungkin kalian tak pernah turun ke jalan sama sekali, selama hidup kalian menjadi mahasiswa? duh, alangkahnya tidak lengkapnya hidup kalian sebagai mahasiswa, alangkah kurangnya hidup kalian sebagai mahasiswa.
 
Patutkah kalian tertawa ketika melihat teman-teman kalian yang sesama mahasiswa turun ke jalan, meneriakkan kepentingan rakyat kecil yang diobok-obok oleh penguasa? Sungguh terlalu sekali kalian, sangat terlalu. kalian malah berdalih ingin membangun masyarakat dengan intelektual kalian, ah, yang bener saja? bukannya kalian setelah lulus langsung ingin kerja? Mencari uang menghidupi diri kalian? Kalian akan sibuk dengan urusan kalian di perusahaan-perusahaan yang menforsir kalian, masuk kerja ketika ayam mulai turun dari kandang dan pulang ke rumah ketika ayam sudah mau naik tidur lagi. kapan kalian ingin mensedekahkan intelektualitas kalian untuk masyarakat? Kapan kawan.
Alibi, mungkin itu cuma alibi kemunafikan kalian yang malas untuk turun ke jalan. Kalian berdalih kalian bisa menggunakan cara halus untuk mengingatkan pemerintah tak perlu turun kejalan, teriak-teiak, tak perlu turun kejalan. Mana? Mana cara kalian yang katanya halus itu, sudahkah kalian bertindak? Mana? Tak ada sama sekali. Cuman alibi, lagi lagi alibi, apa kalian tidak malu berkata seperti itu, Padahal kosong, Kalian lakukan untuk merubah masyarakat itu kosong.
 
Berapa karyakah yang sudah kalian berikan untuk masyarakat? Seberapa banyak? Hasil lomba-lomba kalian dengan hadiah juataan rupiah itu? Apakah itu untuk masyarakat kawan? Tidak, aku tak percaya, Bahkan seribu rupiah pun tak pernah sampai ke masyarakat, iya kan? Cukup omong kosong, mari kita beraksi dengan karya apapun yang bisa kita lakukan, jangan banyak teori, Mari kita bergerak. cukuplah tertawaan kalian itu, kalian tak lebih baik, kalian juga mahasiswa.
 
Sudahlah kawan, rakyat akan sengsara terus menerus jika menanti kalian, lama. Kalian ingin mengabdi ke masyarakat dengan rencana yang matang, menunggu kalian sempurna dengaa ilmu kalian, menunggu kalian perfect, lalu sampai kapan masyarakat akan menunggu? Tak perlu rencana-rencana matangmu itu. Itu hanya alibi kalian untuk tidak mau turun kejalan, hanya alibi kan kwan? Aku Tanya, waktu mau mendaftarkan diri kalian ke Universitas atau menjadi seorang mahasiswa, adakah terbesit di hati kalian bahwa kalian kuliah untuk mengabdi di masyarakat, adakah? Wahh, jika ada sangat luar biasa sekali, setahuku kita kuliah ingin mencari universitas paling favorite yang terjamin kehebatannya, agar nanti kita mudah untuk mencari kerja di perusahaan-perusahaan. Ayoo ngaku, kita sama kok waktu itu.
 
Kalian lagi-lagi beralibi kalian akan menolong masyarakat dari bangku kuliah, kalian lupa tridarma perguruan tinggi, kalian lupa fungsi mahasiswa, kalian lupa ya? Lagi-lagi kalian baggakan rencana kalian itu, rencana laibi. Aku Tanya lagi? Tahukah kalian keadaan rakyat miskin di sekitar kampus kalian? Berapa banyak rakyat melarat di sekitar kampus kalian? Pasti sangat banyak. Seberapa tahu kalian banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah karena ekonomi di sekitar kampus kalian? Tahukah. Pernahkah kalian meluangkan sedikit waktu untuk mengobrol dengan mereka, atau bahkan dengan senang hati mengajarkan anak-anak mereka menulis atau belajar mengaji? Pernahkah? Sangat bersyukur sekali jika kalian pernah, luar biasa. Tapi, aku sedikit ragu, jika pernah, Setahuku kalian mengerjakan tugas saja mau ditempat yang nyaman, kalian mengerjakan tugas di KFC kan, atau di McD atau tempat-tempat ber-AC yang lain. Bener kan? Susah menjawab ya? Aku bantu deh menjawab, IYA, karena itu fakta.
 
Kita juga kuliah di tempat yang sangat nyaman, tak sedikit dari kalian yang pergi kuliah mengendarai mobil kan? Banyak. Kalian tidak terkena rintisan hujan ketika berangkat kuliah, tapi kalian pernah tahu tidak, bahwa disekitar kampus kalian banyak masyarakat yang hidup dengan rumah yang tak layak, semoga tahu. Bahkan ada kalian yang tinggal di apartment yang megah atau di kontrakan yang mahal, kapan kalian bisa merasakan hidup seperti masyarakat umum, kapan kawan? Sudahlah kawan, mari kita bergerak dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk masyakarat, kami bosan berteman dengan mahasiswa yang cuma bisa berteori rencana-rencana, kami bosan dengan mahasiswa yang hedon, kami bosan kawan. Masyarakat juga bosan. Mari kita berikan pengabdian kita, dari hal terkecil kawan, sebelum kita terlambat.
Sehingga nantinya kita bisa berteriak keras, sebuah teriakan perjuangan yang tak pernah lekang dimakan waktu,
 
Hidup mahasiswa.
Hidup rakyat indonesia...!!!

Minggu, 13 Januari 2013

Sehatlah Negeriku..!!

Indonesiaku,,,,,,,,,,
Setiap negara yang merdeka haruslah membuat setiap rakyatnya merdeka…Agar setiap orang merdeka maka harus tertanam dengan tegak jiwa merdeka dalam diri seseorang….
 

 “Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet-Rusia satu per satu.” (Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945).
Agar Indonesia Sehat, maka setiap rakyatya haruslah sehat..Untuk bisa sehat, setiap orang harus memiliki jiwa sehat dalam dirinya…ini bukanlah soal konsep atau paradigma, tapi sebuah keyakinan…
Karena jika tidak, sampai kapanpun Indonesia tidak akan sehat…!
Maka, YAKINLAH bahwa jiwa kita itu SEHAT! Allah akan menuntun kita menjadi pribadi sehat dan munuju jalan yang sehat hingga mencapai Indonesia sehat…
I AM A PUBLIC HEALTH, KAMI INGIN INDONESIA SEHAT…!!!

Ideologi dan Strategi Gerakan Mahasiswa Indonesia


oleh : fatra kurniawan, minggu 10 januari 2013 pukul 01.00 WIB
 
Gerakan mahasiswa Indonesia di satu sisi bagi mahasiswa sendiri adalah wadah pembelajaran bagi para mahasiswa di Indonesia untuk mampu memimpin dan dipimpin dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Di sisi lain, gerakan mahasiswa Indonesia adalah wadah bagi mahasiswa untuk berpolitik praksis dalam realitas sosial-politik di negaranya sendiri sebagai bagian dari anak bangsanya. Sebagai wadah belajar, sudah semestinya setiap mahasiswa Indonesia bergabung dan hidup dalam gerakan mahasiswa untuk mendidik diri sendiri dan orang lain baik secara individual maupun kolektif dalam sebuah organisasi gerakan mahasiswa. Setidaknya akan terdidik untuk bisa menjadi orang-orang sekaligus warga Negara yang mau dan mampu dipimpin dengan baik dan benar, lebih dari itu mau dan mampu memimpin dengan baik dan benar pula. Gerakan mahasiswa –sesugguhnya dan seharusnya- adalah kawah candradimuka bagi para mahasiswa generasi bangsa dan Negara Indonesia. Sebagai wadah untuk berpolitik praksis dikarenakan tuntutan kepada kaum muda yang idealis sekaligus realistis, maka semestinya gerakan mahasiswa menjadi gerakan mahasiswa yang ideologis dan memiliki strategi-taktik yang menunjukkan hal-hal tersebut. Jika tidak, maka gerakan mahasiswa hanya akan menjadi pelengkap penderita dalam realitas sosial-politik lokal, nasional, dan internasional yang tidak akan pernah mampu melihat hal-hal yang tidak baik dan tidak benar, bahkan justru semakin memperpanjang keterpurukan kepada hal-hal tersebut meskipun mau berdinamika dalam realitas sosial-politik. Singkatnya, menjadi penting untuk merefleksikan, bagaimana realitas gerakan mahasiswa Indonesia kontemporer dan mengapa sedemikian itu terjadi?

Ideologi dan gerakan mahasiswa tidak terlepas dari keperluan untuk menyadari bahwa berpolitik praksis tanpa ideologi, jelas hanya akan memperkeruh situasi dan kondisi meskipun ada kepemimpinan sebagaimana Indonesia sebagai Negara bangsa kontemporer. Ideologi menjadi basis fundamental pembentukan karakter dan visi yang jelas dan kemudian pada gilirannya menghasilkan strategi-taktik dalam kepemimpinan dan pengorganisasian diri gerakan mahasiswa sebagai sebuah wadah pembelajaran maupun wadah berpolitik praksis

Spektrum ideologi gerakan mahasiswa di Indonesia tidak berbeda dengan spektrum ideologi gerakan politik para aktor politik lainnya baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Jika spektrum ideologi dibentangkan dalam rentang “kiri”, “tengah” dan “kanan”, maka begitupun ideologi gerakan mahasiswa. Ketika spektrum karakter politik dibentangkan dalam rentang “radikal/ekstrim”, “moderat”, dan “kompromis/oportunis”, maka begitupun karakter politik gerakan mahasiswa. Ketika berbicara tentang visi dan strategi-taktik politik dibentangkan dalam rentang “visioner”, “revisioner”, dan “tidak bervisi” sama sekali maka begitupun gerakan mahasiswa.

Pertanyaannya kemudian, akan dan sudah menjadi seperti apakah mahasiswa dan gerakan mahasiswa Indonesia hari ini? Mari berdiskusi!